Tetapi para Shahabat tidak mengikuti hawa nafsu mereka sendiri,para Shahabat tidak mengikuti pikiran mereka sendiri mereka adalah orang orang yg ittiba' terhadap sunnah,orang orang yg selalu ngikut sunnah..apa kata Rasull apa kata Allah itu yg mereka kerjakan.

Ada seseorang yg berkata kepada Ibnu Abbas radhiyallahu ta'ala anhuma dengan ucapan:" Alhamdulillah alaadiy ja'ala hawana alaa hawakum..
"Segala puji bagi Allah yg telah menjadikan kami,hawa nafsu kami mengikuti hawa nafsu kalian wahai para Shahabat."

Orang tadi mengira bahwa para Shahabat adlah orang orang yg mulia,kalau kita mengikuti hawa nafsu mereka kita selamat

Ternyata di bantah oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ta'ala anhuma,dan beliau berkata, innallaaha lamyaj'al fihatihil ahwa syaiun minal khair, "Sungguh Allah tida menjadikan sedikitpun pada hawa nafsu ada kebaikkan."

Ibnu Abbas radhiyallahu ta'ala anhuma membantah ucapan orang tadi,walaupun mungkin niatnya betul niatnya benar,yakni Alhamdulillah kita mengikuti engkau wahai para Shahabat

Tetapi para Shahabat tidak mengikuti hawa nafsu mereka sendiri,para Shahabat tidak mengikuti pikiran mereka sendiri

Para Shahabat radhiyallahu 'anhum ajma'in adalah orang orang yg ittiba' terhadap sunnah,orang orang yg selalu ngikut sunnah..apa kata Rasull apa kata Allah itu yg mereka kerjakan

walau pun bertentangan dgn seleranya
walau pun bertentangan dgn pikirannya
walau pun bertentangan dgn hatinya
walau pun sampai
Amirul Mukminin Umar Ibn Khaththab ketika mencium Hajar aswad,beliau berkata

inni a'lamu ana ka hajar, "sungguh aku tahu bahwa engkau itu batu, Aku tahu engkau itu batu.. la yanfa wa la yadhurru,
"Tidak bermanfaat tidak bermadharat."
yakni tidak bisa menentukan kebaikkan dan tidak bisa menentukan kejelekkan

Kalau saja (kata Umar Ibn Khaththab) "kalau saja Aku tidak melihat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa salaam mencium engkau,Aku engga akan mencium mu.."

Kalau Aku Tidak melihat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa salaam mencium engkau,Aku engga akan mencium mu,artinya apa?

artinya Umar sadar kalau ini batu
la yanfa wa la yadhurru. Dan dia tida akan menciumnya kalau tida melihat Rasulallah..

Berarti benar benar pendorong beliau radhiyallahu ta'ala anhu mencium hajar aswad hanya sunnah hanya sunnah,tidak ada dorongan hawa nafsu,ga ada dorongan hati,ga ada dorongan pikiran,bahkan kalau berpikir dgn otaknya,ngapain nyium batu?

Tetapi karna sunnah beliau kerjakan, Inni a'lamu ana ka hajar la yanfa wa la yadhurru "Aku tahu engkau batu..tida bermanfaat tida bermadharat."
tetapi karna aku melihat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa salaam mencium mu maka Aku pun mencium mu

Ikhwani fiddin azakumullah,
dan seluruh ibadah demikian kita kerjakan
kenapa engkau mengerjakan sholat 5 waktu 4 raka'at diwaktu dzuhur
4 raka'at diwaktu ashar? karna melihat Rasulullah begitu kalau engga melihat Rasulullah begitu kita engga akan kerjakan

yakni kita mendapatkan riwayat riwayat dari Para Shahabat,dan Para Shahabat melihat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa salaam demikian.. "Sholat lah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat."

Maka Ibnu Abbas radhiyallahu ta'ala anhuma membantah orang tadi dgn menyatakan

kullu hawa dholalah
"seluruh hawa nafsu adalah sesat..
wa innama samma hawa li-anahu yahwi bihi finnar
"dinamakan hawa nafsu sebagai hawa karna dia menyungkurkan pelakunya kedalam hawa nafsu."

hawa dari kata yahwi, yahwi artinya menyungkur..
ter-sungkur dia kedalam neraka..

Sehingga hawa lamyaj'alallah fihi syai minal khair, "Allah tidak menjadikan sedikitpun pada hawa nafsu ada kebaikan."

Wallahu Ta'ala A'lam..
Faedah dari Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed hafidzahullah

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2013.SeoWaps SEO Tutorial. Powered by Blogger
Top